.untukmu.
perempuan,
aku sempat tertawa denganmu
di sela wajah pucat ketakutan
yang selalu memburu
membungkam huruf_huruf yang belum sempat terucap.
kita pernah mencoba meminjam waktu
yang telah menjadi anak takdir,
namun sinarmu hadir
setelah aku lelah bercinta dengan senja,
hingga kehangatanmu
hanyalah impian semu pemanis malam.
maaf,
jika saat ini aku tidak menemuimu.
maaf,
jika dirimu kupinjam dalam mimpi.setiap malam.
maaf,
jika lagu itu masih mengingatkanku padamu.
maaf,
jika aku merasa, dirimu bukan untuk ku.
maaf,
jika aku merasa, dirimu yang aku coba gapai.
maaf,
jika aku tak mengucap kata itu, dahulu..
maaf,
jika,...jika,
aku merasa, aku mencintai mu,
saat ini !!
saat aku telah tiada...
ujung kota, 2004
aku sempat tertawa denganmu
di sela wajah pucat ketakutan
yang selalu memburu
membungkam huruf_huruf yang belum sempat terucap.
kita pernah mencoba meminjam waktu
yang telah menjadi anak takdir,
namun sinarmu hadir
setelah aku lelah bercinta dengan senja,
hingga kehangatanmu
hanyalah impian semu pemanis malam.
maaf,
jika saat ini aku tidak menemuimu.
maaf,
jika dirimu kupinjam dalam mimpi.setiap malam.
maaf,
jika lagu itu masih mengingatkanku padamu.
maaf,
jika aku merasa, dirimu bukan untuk ku.
maaf,
jika aku merasa, dirimu yang aku coba gapai.
maaf,
jika aku tak mengucap kata itu, dahulu..
maaf,
jika,...jika,
aku merasa, aku mencintai mu,
saat ini !!
saat aku telah tiada...
ujung kota, 2004
0 Comments:
Post a Comment
<< Home