cinta, sunyi, dan kita

aku hanyalah petani sunyi,
lelaki yang berkeringatkan sepi.
jika kemarin kau lewat ke ladangku,
dan benih cinta telah kau tebar disana,
maka aku akan menyemainya dengan cinta pula.
namun coba pandanglah sekali lagi legamnya wajahku,
akan jelas terlihat gurat_gurat tenaga,
karena aku bukanlah pangeran, ksatria apalagi brahmana.
biarkan waktu akan menghujani
tanah_tanah hati, ucap, dan langkah kita.
kita hanya tahu, biji cinta telah menghijau
menunggu mentari menghangatkannya,
dan rembulan menyejukannya.
dan kau tahu ?
wangi tubuhmu telah melarut dalam nafasku,
mengaliri darah, dan memenuhi jantungku.
wahai perempuan sunyi,
aku mengagumimu, merindumu dan mencintaimu...
hatiku dan hatimu, 30 sept '04
senja ini, benar_benar telah membawa setumpuk cinta untuk kita
0 Comments:
Post a Comment
<< Home