air, lumut, dan aku

menapaki jalan setapak yang sudah tak berumput. tiap langkah terasa memberat, mungkin karena medan yang semakin mendaki. namun udara yang sesejuk ini telah menjelma salju tak berwarna di teriknya siang ini. hingga tak terasa aku dari tadi menghirup nafas dalam_dalam, seakan ingin menelan sebanyak_banyaknya udara di bukit ini. tetesan keringatku berjatuhan menyirami tanah coklat merah yang sedikit berbelah. entah apa harus kuhitung rasa lelah ini pada saatnya nanti aku berhenti di tempat tujuan. tak kuhiraukan keluhan_keluhan dari kepalaku itu. aku tetap melangkah. kicau burung_burung kecil menendangkan syair_syair alam yang merehatkan telingaku dari suara bising hiruk pikuk waktu. seakan tak mau kalah, daun_daun hijau pun turut melantunkan lagu_lagu hutan bersama gesekan angin tipis yang juga membawa dingin beku. aku berterimakasih pada mereka. aku berikan senyuman dari balik wajah letih yang bermandi keringat ini. nah, akhirnya dapat kulihat juga tempat tujuanku. dari balik ilalang tinggi ini, dapat kulihat jelas air terjun yang berada di dinding tebing. suara air jatuh memanggilku dengan sapaan yang hangat membuyarkan sunyi di belantara ini. lumut_lumut hijau menari_nari tersibak air dan angin, menyambutku dengan ribuan rasa rindu. mungkin karena ia telah terlalu lama hidup terasing bersama sang air terjun tua ini. setelah tepat kuberada di atas puncak air terjun, kulemparkan ransel yang dari tadi setia di punggungku ke bawah, tepat ke dasar ceruk air yang terlihat agak dalam. kini giliran melemparkan tubuh diriku sendiri. aku memejamkan mata, kurentangkan kedua tanganku ke samping, kutengadahkan wajah ke arah langit yang sudah tak kulihat, kuhirup nafas sedalam_dalamnya. kubiarkan tubuh ini menegang dan menenang. sampai pada akhirnya ku buka mataku, dan aku menjatuhkan diri ke bawah, dasar ceruk air terjun. melayang, itu yang kurasa. terasa damai, sepi, namun rasanya ada ribuan pasang mata hutan yang sedang mengintipku. ku rapatkan kedua kakiku begitu pula tanganku, dan byyuurr.. air dingin telah menangkapku, ia memelukku erat seakan meminta untuk bercinta detik ini juga. beberapa saat kemudian baru dapat kurasakan hidung ini bernafas lagi.
akhirmalam, okt '04
0 Comments:
Post a Comment
<< Home