17 November 2004

masih ada takbir


ada hujan yang menyambut kegelisahanku
membasahi mimpi yang memang telah mengering
malam dan malam, memapah ribuan kantuk yang terjejal
di antara akar_akar waktu yang menghujam bumi.

sumbang suara angin malam ini,
memaki wajah yang mengejar lampu_lampu kuning.
aku tidak sedang berlari,
aku hanya terduduk diatas roda_roda bergigi
dan kubiarkan tergigit bersama dua ekor nyamuk
yang dari senja tadi riang bernyanyi pilu.

Takbir.
gemanya mencipta harmoni di gua hati
meleburkan stalagtit yang menumpul.
terlihat seekor kelelawar terjatuh
terendam bersama cacing merah
dalam kubangan rindu yang membusuk.

Takbir lagi.
tak berhenti kala ku pandangi mataku.
lelah, berkantung biru.
mungkin cermin ini harus ku lempar
agar wajahku benar_benar hilang
hilang bersama malam yang telah pamit
mengemas igauan_igauan kelam...

semarang, 16 nov '04


0 Comments:

Post a Comment

<< Home