sayap salam dari balik jeruji

awal malam ini hujan berkunjung lagi
terlalu deras untuk disapa,
menumpahi ceruk_ceruk lamunanku.
tanpa selimut ku dekap tembok waktu
yang menggenapkan jeruji_jeruji rindu
menusuk mataku yang hendak meredup.
aku kehabisan batang korek api
untuk sekedar menyalakan sepuntung rokok.
kuingat dialog dengan lelaki sipir tua tadi pagi,
tentang atap_atap lapuk yang bocor
menadah nyanyian musim penghujan.
aku telah siap, Pak !
kan ku tunggu keruhnya banjir itu
sebagai pengganti minuman penutup malam.
kata_kata tentang cinta atau rindu
telah meninggalkan kerongkongan keringku.
tubuh kerdil ini kembali belajar berhitung
guratan_guratan kapur yang membengkak
di wajah ratusan batako berlumut abu.
ahhh, masih ada kamu, angin dingin !
terbangkanlah sayap_sayap salamku
pada Nya, ayah, ibu, adik
dan kekasihku,
gadis berpipi merah....
masih di semarang, 19 nov '04
0 Comments:
Post a Comment
<< Home