20 November 2004

sayap salam dari balik jeruji


awal malam ini hujan berkunjung lagi
terlalu deras untuk disapa,
menumpahi ceruk_ceruk lamunanku.
tanpa selimut ku dekap tembok waktu
yang menggenapkan jeruji_jeruji rindu
menusuk mataku yang hendak meredup.

aku kehabisan batang korek api
untuk sekedar menyalakan sepuntung rokok.
kuingat dialog dengan lelaki sipir tua tadi pagi,
tentang atap_atap lapuk yang bocor
menadah nyanyian musim penghujan.
aku telah siap, Pak !
kan ku tunggu keruhnya banjir itu
sebagai pengganti minuman penutup malam.

kata_kata tentang cinta atau rindu
telah meninggalkan kerongkongan keringku.
tubuh kerdil ini kembali belajar berhitung
guratan_guratan kapur yang membengkak
di wajah ratusan batako berlumut abu.

ahhh, masih ada kamu, angin dingin !
terbangkanlah sayap_sayap salamku
pada Nya, ayah, ibu, adik
dan kekasihku,
gadis berpipi merah....

masih di semarang, 19 nov '04

0 Comments:

Post a Comment

<< Home