sepotong sajak untuk adik

adik,
kau tak usah risaukan bintang
yang enggan duduk bershaf dengan rembulan,
mungkin mereka masih terbakar mentari
yang telanjang di ubun_ubun hari.
lihatlah aku, kakakmu.
yang telah berdiri lantang
memanggil jutaan roh penghuni rimba ini.
pergilah,
kelak akan kau temukan rimbamu
dan gelarlah ritual yang kau lihat ini.
di bawah sana,
terbentang biru lautan beranak ombak
setia menantimu menaikan layar.
mungkin pulau kecil itu yang menyimpan rimbamu.
dan seragam putihmu yang harum keringat
adalah lembaran kosong
penunggu huruf, kata, kalimat, atau puisi
yang berteriak tentang mimpi dan igauanmu.
adik,
hiruplah dalam_dalam badai kecil ini
karena kelak akan menjelma hembusan nafas
saat kau bercinta dengan petir dan batu karang.
ciamis, 6 nov '04
0 Comments:
Post a Comment
<< Home