Perjalanan Senja

Senja kali ini agak sedikit muram
Jingganya tertunduk khusyuk
Mengeja peta kumal yang dititipkan angin
Ia hendak berjalan menelusuri malam
Sesaat setelah mengemas bola mataharinya
Tak banyak persinggahan yang akan ia tuju
Karena ia tadi baru menghapal sebagian saja
Sekepal bekal ia jejal dalam ranselnya
Mungkin saja malam tidak menjamunya kelak
Senja pun mulai berangkat
Merangkak, berjalan, dan berlari lalu terbang
Menyetubuhi malam yang terbentang telanjang
Di persimpangan ia bertemu kunang_kunang
Yang hendak menerangi pemukiman ilalang
Lalu ada sekelompok burung hantu tua
Yang terkantuk di dahan rapuh
Di atasnya dewi malam berparas cantik
Memamerkan kilauan kulit purnamanya
Gugusan bintang menyempurnakan keindahan ini
Seakan mewakili malam yang masih terlentang
Senja menyempatkan tersenyum
Jemari senja mulai berkeringat
Terasa kini petanya basah dan memberat
Mungkin senja kini sedikit kelelahan
Setelah sekepal bekalnya tergumul kucil di lambungnya
Senja tidak punya waktu tuk istirahat
Ia terus melaju, menuju ujung petanya yang telah meluntur
0 Comments:
Post a Comment
<< Home