ya, hanya selembar kain
perlahan kain itu menutup wajah juga,
menyembunyikan isak tawa dari balik jiwa.
ahh, kita terlalu polos untuk mencoret dunia, sayang !
kembali saja pada pematang kosong
di belakang taman rindu itu.
kain,
walau hanya selembar namun tetap tak terperi
menjelma sebongkah tembok berderet luka
menebalkan erangan yang kian tak terasa.
kau berdiri kaku di sana,
menggulung nadi dan melipat degup jantung.
hey, aku semakin tahu warna kain itu !
semarang, 22 sept 2006
menyembunyikan isak tawa dari balik jiwa.
ahh, kita terlalu polos untuk mencoret dunia, sayang !
kembali saja pada pematang kosong
di belakang taman rindu itu.
kain,
walau hanya selembar namun tetap tak terperi
menjelma sebongkah tembok berderet luka
menebalkan erangan yang kian tak terasa.
kau berdiri kaku di sana,
menggulung nadi dan melipat degup jantung.
hey, aku semakin tahu warna kain itu !
semarang, 22 sept 2006
0 Comments:
Post a Comment
<< Home