22 April 2007

road to june


mengalun pelan,
menyelimuti senja,
begitu ikrar beresonansi.

dengan tenaga sisa,
membuka peta lama,
berupa angka dan peristiwa,
kau sempurnakan kecupan manis.

dari buritan yang masih bau cat,
mengiringi tarian pesut putih,
kapalmu arungi samudera panjang,
sujud di ujung sejadah.

do'a_do'a sunyi
membuka sayap lebar malaikat
pada adzan kau tautkan harapan.
sepenggal langkah terpaku
dan butiran air wudlu
menyirami rongga waktu berakhir

mata yang terpejam kelam,
menutup gelak tawa hari,
juga malam ;
menembus dimensi terkosong
pada puisi dan sajak melankolis
pada gumaman pesimistis
pada erangan fatamorgana,
kau rangkai bait_bait suci disana
sepanjang altar purba

kau menikmati kesunyian itu
melebihi rembulan yang pilu ditinggal pecahan awan.
kau menikmati segalanya
tanpa pernah mengingat bualanku,
iya...
bualanku, kekasih.

semarang

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

keren puisinya, pasangan setiap katanya renyah. majuuu truss!!

9:01 am  
Blogger kinanthi sophia ambalika said...

Bulan pecah
membiaskan sinar parau
untuk hati yang rancau

1:00 pm  

Post a Comment

<< Home