5 May 2007

pelabuhan senja


di rambutmu yang basah api kecilku mati perlahan_lahan. lalu menggenangi setiap sela jariku, hingga peganganku tak erat lagi. kau mulai membuka tirai isyarat tentang kicauan burung pipit di atas jendela membawa kabar gila bukan untuk kita. di hadapan pelabuhan ini, aku berlutut, menghayati tiap sajak yang masih terbawa bersama silouetmu. angin laut menari khusyuk mengenapkan kesunyian yang membabi buta. dari matamu dapat kusentuh riakan ombak, dan mercusuar tegak di alismu sementara camar letih pulang ke jantungmu. aku menghitung gerimis kerinduan pada tembok dan pengikat jangkar di pelabuhan tua ini. lelaki tua dengan sepedanya bersenandung, syair_syair jawa menenggelamkan diamku menyisakan teriakan tajam di tenggorokanku pada huruf_huruf bengkok dan tanda baca keheningan. kau mulai menjadi mei yang sangsai menciptakan hutan tropis di bibirku. maggio

8 Comments:

Blogger angin-berbisik said...

hmmm...romantis bangetzzzz

8:17 am  
Blogger pyuriko said...

kau mulai menjadi mei yang sangsai menciptakan hutan tropis di bibirku

Maybe Yes,... Maybe No... :D hehehehhe.....


Salam kenal....

12:34 pm  
Blogger bunga said...

pelabuhan senja...... sajak.... silouet....angin laut.... camar letih..... gerimis kerinduan...
menenggelamkan diriku....

namun akankah tenggelam jua kehampaan ini....????

3:21 pm  
Blogger Eghy Dot Net said...

ternyata lo romantic juga ya, hoe...

7:57 pm  
Blogger Manda La Mendol said...

aihh...aku jadi melok klepek-klepek. bahasanya terlalu puitis. Aku sampai meringis

5:48 pm  
Blogger Ifoeng said...

Sae Pisan. Ku simkuring parantos di link, sun... :)

1:55 pm  
Blogger Mamah Ani said...

aduh...tos lami teu mendakan bahasa bahasa puitis kieu....
serasa kembali ke jaman kasmaran dulu, tiap kertas ditulisin bahasa kieu...semua mahluk jadi kelihatan ramah, jadi objek puisi...hehehehehe
sok terjemahkeun ka basa sunda....

7:12 am  
Anonymous Anonymous said...

eh bang2 koq tag nya ngadat lagi ^___^

4:57 pm  

Post a Comment

<< Home