3 May 2007

sejenak tentang ...


jiwa mu masih terikat di kaki meja,
di atas ubin yang semakin tajam
mengiris debu menjadi serpihan udara.
kau pun menyiram hujan dengan darah sisa,
hingga warna menjadi aneka rupa.
kau lah pendaki undakan_undakan lancip
di belahan jantungku, saat musim semi bergulir perlahan.

aku selalu menyemai tiap helai daun matamu,
pada pagi buta atau senja lelah.
juga ladangku selalu memantulkan sinar dadamu
senantiasa menyambut api dengan kegelapan.
kau pun berdiri angkuh di atas menara
menanti serdadu langit mengepakan sayapnya.
lalu jari_jari mu menjadi belati
menusuk tiap sudut yang menjadi tubuhku.
sedangkan kepalaku masih menjadi pengemis renta
di bawah jembatan atau gedung berdinding batako.

oh... iya,
suatu saat mungkin saja kau membanting arah,
mengetuk pintu kesunyianku
dari balik pagar ataupun selimut wangiku,
entahlah.. rasanya kau tak semagis mimpi ku.

semarang

0 Comments:

Post a Comment

<< Home